Jumat, 08 Juli 2011

RENUNGAN

Dunia adalah fatamorgana, indah warna-warni nan menarik. Seolah nyata dan menyenangkan. Setiap insan menyukainya dan berharap bisa meraih dan menikmati keindahannya. Tapi ia sesungguhnya semu. Semakin didekati semakin dia menjauh. Semakin diraih, semakin tertipu kita olehnya. Itulah materi dunia. Pernahkah kita puas dengannya? Pasti jawabannya TIDAK, kecuali:

Kecuali bagi mereka yang meyakini, bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara dalam perjalanan maha panjang yang telah, sedang dan akan kita lalui.

Kecuali bagi mereka yang menyadari bahwa materi dan dunia ini tak lebih berarti di bandingkan setitik kasih sayang dan nikmat dari ألله pada kehidupan akhirat nanti.

Kecuali bagi mereka yang mengetahui bahwa seberapapun banyak harta dan materi duniawi yang telah mereka kuasai, takkan pernah bisa mereka jadikan bekal ketika jasad telah berada di liang lahat.

Kecuali bagi mereka yang mempercayai bahwa, harta, jabatan bahkan mungkin keluarga, saudara, teman dan juga tetangga takkan mampu menolongnya saat dirinya disibukkan dengan berdiri dihadapan Robb-nya untuk diadili di akhirat kelak.

Kecuali bagi mereka yang meyakini bahwa harta, kekayaan, jabatan dan setiap amanah akan secara detail dimintai pertanggungjawabannya oleh Sang Hakim yang Maha Teliti.

Wahai sahabatku, jika dirimu memiliki sedikit saja waktu luang, pergilah ziarah ke sebuah makam. Merenunglah sejenak dan pikirkanlah, bahwa dibawah nisan-nisan yang berderet yang jumlahnya puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan, terdapat jasad-jasad yang dahulu pernah hidup seperti kita. Mereka dahulu bekerja berpeluh mencari dan menumpuk materi dunia, dan jasad mereka saat ini mungkin telah hancur, tak lagi bisa menikmati materi dan kekayaan yang pernah mereka usahakan di dunia.

Mereka telah memasuki masa hisab tanpa bisa lagi beramal, sedangkan kita masih menjalani masa untuk beramal sebelum dihisab. Dan ingatkanlah selalu pada diri kita, bahwa pada suatu saat kita juga akan seperti mereka. Mereka telah mengakhiri episode di kehidupan dunia ini, dan saat ini mereka menjalani satu episode di kehidupan alam kubur.

Wahai sahabat, ambillah duniamu ini seperlunya saja, jangan ambil semaumu. Jangan bangga dengan apa yang dapat engkau raih, dan jangan bersedih dengan apa yang lepas darimu.

Jika ألله melapangkan rizki padamu, simpanlah sebagiannya untuk kehidupanmu setelah dari dunia ini. Titipkanlah kepada ألله agar engkau bisa menikmatinya di akhirat kelak dengan infaq, shodaqoh, zakat dan mempergunakannya untuk berjuang di jalan dakwah dan jihad.

Jika ألله menyempitkan rizki padamu di dunia ini, semoga ألله meringankan hisabmu di akhirat kelak.

Semoga ألله memberikan karunia kefahaman kepada kita untuk tetap berpegang teguh pada firmannya.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS.Al-Qashash : 77)
 
By:Abu Izzuddin

*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar