Selasa, 19 Juli 2011

PINTU LANGIT DIBUKA, PINTU NERAKA DITUTUP DAN SYETAN DIBELENGGU

Idzaa Dakhala Syahru Ramadhana Futtihat Abwaabu as Samaa'i wa Ghulliqat Abwaabu Jahannam wa Sulsilati Asy Syayaathiinu [ apabila masuk masuk bulan Ramadhan, maka pintu - pintu langit dibuka dan pintu - pintu neraka Jahanam ditutup, dan syetan dibelenggu ]. [ Al Bukhari ].

Pintu - pintu langit dibuka disini bermakna pintu - pintu syurga atau pintu - pintu rahmat. Para ahli hadits ( muhaditsin ) mengatakan bahwa kemungkinan yang dimaksud adalah makna yang sebenarnya, namun para ahli hikmah mengatakan bahwa maknanya adalah merupakan isyarat akan banyaknya pahala serta pengampunan dan rahmat yang diberikan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa. Hal tersebut merupakan ungkapan bentuk - bentuk ketaatan yang Allah buka untuk hamba - hamba Nya dan yang demikian itu merupakan sebab - sebab masuknya seseorang ke dalam syurga.

Sedangkan makna dari pintu - pintu neraka Jahanam ditutup adalah ungkapan akan dipalingkannya keinginan untuk mengerjakan kemaksiatan yang menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka, dengan dipalingkannya seseorang untuk mengerjakan hal - hal yang tidak baik maka jiwa orang yang berpuasa bersih dari kotoran - kotoran perbuatan keji, dan terbebasnya diri dari dorongan untuk mengerjakan maksiat dengan cara membelenggu syahwatnya.

Syetan dibelenggu karena tidak mampu mengganggu kaum muslimin yang hari - hari puasanya selalu disibukkan melaksanakan ibadah, mengekang hawa nafsunya, shalat, membaca Al Qur'an dan dzikir. Gangguan syetan ini hanya berkurang dari orang - orang yang benar - benar berpuasa karena iman dan mengharap pahala dengan memelihara syarat - syarat dan adab berpuasa. Bagi orang - orang yang yang kurang atau tidak menjaga puasanya maka syetan akan tetap mengganggunya, sehingga masih banyak dilihat pada bulan Ramadhan berbagai bentuk dan macam kemaksiatan terjadi.

sumber : http://www.facebook.com/smp.sma.islam.assakinah.sidoarjo



“Janganlah kalian mencabut Uban! Sesungguhnya uban itu adalah cahaya pada hari kiamat . Barangsiapa yang tumbuh ubannya ketika Islam niscaya dicatatkan untuknya dengan uban itu satu kebaikan, dihapus dari orang itu satu kesalahan(dosa) dan ia ditinggikan satu derjat baginya dengan uban itu” (HR Ahmad , At Thirmidzi ,Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar