Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Alloh) yang ada padanya. (Surat al-Anbiya, 32)
Suatu fakta mengenai alam semesta yang dinyatakan dalam Alqur'an adalah bahwa langit dibuat sebanyak tujuh lapis. Dialah Alloh, yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (Surat al-Baqarah, 29).
Kata "heaven", yang kerap muncul dalam Alqur'an, mengacu kepada "langit" di atas bumi sebagaimana langit di atas alam semesta. Pemberian makna pada kata ini, memperlihatkan bahwa langit di Atas bumi atau atmosfir terbangun atas tujuh lapisan.
Saat ini diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda, satu berada di atas yang lain. Selanjutnya, tepat seperti dinyatakan dalam Alqur'an, ia terdiri atas tujuh lapis. Dalam sebuah sumber ilmiah, hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
Para ilmuan menemukan bahwa atmosfir terdiri atas beberapa lapis. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam hal ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan tipe gasnya. Lapisan atmosfir yang terdekat dengan bumi disebut Troposhere. Troposphere mengandung kira-kira 90% dari total massa atmosfir. Lapisan di atas troposphere disebut Stratosphere. Lapisan ozon adalah bagian dari stratosphere, tempat terjadinya penyerapan sinar uktra violet. Lapisan di atas stratosphere disebut Mesosphere. Thermosphere berada di atas mesosphere. Gas-gas yang terionisasi membentuk suatu lapisan dalam thermosphere yang disebut ionosphere. Bagian terluar atmosfir bumi mengembang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Exosphere.
Jika dihitung jumlah lapisan atmosfir itu benar terdiri atas tujuh lapis. Adalah sebuah keajaiban bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad 20, secara eksplisit dinyatakan oleh Al Qur'an 14 abad silam.
Atmosfir pun memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup. Ketika sejumlah meteor besar ataupun kecil mendekati bumi, atmosfir menahan sehingga tidak jatuh ke bumi dan membahayakan kehidupan. Atmosfir pun menyaring sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Alangkah menakjubkan, atmosfir membiarkan cahaya tidak berbahaya dan berguna saja, misalnya cahaya yang bisa terlihat, cahaya ultra violet dan gelombang radio, yang bisa melaluinya. Semua radiasi ini berguna bagi kehidupan. Atmosfir pun menjaga bumi dari kebekuan ruang angkasa, yaitu kira-kira minus 270 derajat celcius.
Tidak hanya atmosfir yang menjaga bumi dari efek berbahaya. Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang menyebabkan medan magnet di bumi, juga berlaku sebagai layar penangkis radiasi berbahaya bagi planet kita. Radiasi ini, yang secara konstan dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, mematikan mahluk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan raksasa dari energi yang disebut "solar flare" yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan merusak seluruh kehidupan di bumi.
Energi yang ditransmisikan dalam satu saja dari cahaya-cahaya ini dipastikan pada masa sekarang, terhitung sama dengan 100 miliar bom atom yang masing-masing satuannya menyerupai yang dijatuhkan ke Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, dapat diamati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi, temperatur tiba-tiba meningkat hingga 2500 derajat celcius.
Singkatnya, suatu sistem sempurna ada di atas bumi. Ia melingkupi bumi dan menjaganya dari serangan benda-benda luar angkasa. Para ilmuan baru sekarang mempelajarinya, sementara berabad-abad lampau kita telah dikabari melalui Alqur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung/pemelihara.
Simak juga ayat ke-11 surat At-Thoriq dalam Alqur'an yang mengacu pada fungsi langit. Demi langit yang mengandung hujan (Surat at-Tariq, 11). Kata ini diartikan sebagai "siklus" dalam terjemahan Alqur'an juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri atas beberapa lapisan. Penelitian menyatakan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan material-material atau cahaya/sinar yang mereka pancarkan ke ruang angkasa atau ke bumi. Sekarang marilah kita perhatikan sejumlah contoh "fungsi pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Troposphere, dengan jarak 13 - 15 km di atas bumi, memungkinkan uap air dari permukaan menjadi terkondensasi dan kembali ke bumi sebagai hujan. Lapisan ozon, dengan ketinggian 25 km, memantulkan radiasi-radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan kembali lagi ke angkasa. Ionosphere, memantulkan transmisi gelombang radio dari bumi ke berbagai bagian dunia seperti halnya sebuah satelit komunikasi pasif; dengan demikian memungkinkan komunikasi tanpa kabel, transmisi radio dan televisi pada jarak cukup jauh.
Fakta-fakta tersebut tersingkap secara ilmiah pada masa kini. Umat Islam telah mengetahuinya sejak berabad silam melalui Alqur'an. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Alqur'an adalah firman Allah.
Suatu fakta mengenai alam semesta yang dinyatakan dalam Alqur'an adalah bahwa langit dibuat sebanyak tujuh lapis. Dialah Alloh, yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (Surat al-Baqarah, 29).
Kata "heaven", yang kerap muncul dalam Alqur'an, mengacu kepada "langit" di atas bumi sebagaimana langit di atas alam semesta. Pemberian makna pada kata ini, memperlihatkan bahwa langit di Atas bumi atau atmosfir terbangun atas tujuh lapisan.
Saat ini diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda, satu berada di atas yang lain. Selanjutnya, tepat seperti dinyatakan dalam Alqur'an, ia terdiri atas tujuh lapis. Dalam sebuah sumber ilmiah, hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
Para ilmuan menemukan bahwa atmosfir terdiri atas beberapa lapis. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam hal ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan tipe gasnya. Lapisan atmosfir yang terdekat dengan bumi disebut Troposhere. Troposphere mengandung kira-kira 90% dari total massa atmosfir. Lapisan di atas troposphere disebut Stratosphere. Lapisan ozon adalah bagian dari stratosphere, tempat terjadinya penyerapan sinar uktra violet. Lapisan di atas stratosphere disebut Mesosphere. Thermosphere berada di atas mesosphere. Gas-gas yang terionisasi membentuk suatu lapisan dalam thermosphere yang disebut ionosphere. Bagian terluar atmosfir bumi mengembang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Exosphere.
Jika dihitung jumlah lapisan atmosfir itu benar terdiri atas tujuh lapis. Adalah sebuah keajaiban bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad 20, secara eksplisit dinyatakan oleh Al Qur'an 14 abad silam.
Atmosfir pun memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup. Ketika sejumlah meteor besar ataupun kecil mendekati bumi, atmosfir menahan sehingga tidak jatuh ke bumi dan membahayakan kehidupan. Atmosfir pun menyaring sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Alangkah menakjubkan, atmosfir membiarkan cahaya tidak berbahaya dan berguna saja, misalnya cahaya yang bisa terlihat, cahaya ultra violet dan gelombang radio, yang bisa melaluinya. Semua radiasi ini berguna bagi kehidupan. Atmosfir pun menjaga bumi dari kebekuan ruang angkasa, yaitu kira-kira minus 270 derajat celcius.
Tidak hanya atmosfir yang menjaga bumi dari efek berbahaya. Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang menyebabkan medan magnet di bumi, juga berlaku sebagai layar penangkis radiasi berbahaya bagi planet kita. Radiasi ini, yang secara konstan dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, mematikan mahluk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan raksasa dari energi yang disebut "solar flare" yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan merusak seluruh kehidupan di bumi.
Energi yang ditransmisikan dalam satu saja dari cahaya-cahaya ini dipastikan pada masa sekarang, terhitung sama dengan 100 miliar bom atom yang masing-masing satuannya menyerupai yang dijatuhkan ke Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, dapat diamati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi, temperatur tiba-tiba meningkat hingga 2500 derajat celcius.
Singkatnya, suatu sistem sempurna ada di atas bumi. Ia melingkupi bumi dan menjaganya dari serangan benda-benda luar angkasa. Para ilmuan baru sekarang mempelajarinya, sementara berabad-abad lampau kita telah dikabari melalui Alqur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung/pemelihara.
Simak juga ayat ke-11 surat At-Thoriq dalam Alqur'an yang mengacu pada fungsi langit. Demi langit yang mengandung hujan (Surat at-Tariq, 11). Kata ini diartikan sebagai "siklus" dalam terjemahan Alqur'an juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri atas beberapa lapisan. Penelitian menyatakan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan material-material atau cahaya/sinar yang mereka pancarkan ke ruang angkasa atau ke bumi. Sekarang marilah kita perhatikan sejumlah contoh "fungsi pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Troposphere, dengan jarak 13 - 15 km di atas bumi, memungkinkan uap air dari permukaan menjadi terkondensasi dan kembali ke bumi sebagai hujan. Lapisan ozon, dengan ketinggian 25 km, memantulkan radiasi-radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan kembali lagi ke angkasa. Ionosphere, memantulkan transmisi gelombang radio dari bumi ke berbagai bagian dunia seperti halnya sebuah satelit komunikasi pasif; dengan demikian memungkinkan komunikasi tanpa kabel, transmisi radio dan televisi pada jarak cukup jauh.
Fakta-fakta tersebut tersingkap secara ilmiah pada masa kini. Umat Islam telah mengetahuinya sejak berabad silam melalui Alqur'an. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Alqur'an adalah firman Allah.
sumber: http://www.pkslumajang.org/2011/07/atap-yang-terpelihara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar