Banyak orang yang berkata.”Ah nanti ketika saya sudah sukses atau kaya saya akan berbagi. Namun sahabat ternyata para pengusaha sukses itu adalah ahlinya berbagi atau shadaqah. Mereka berkata terbalik,”ketika saya mulai memberi maka saya akan menjadi lebih”. Lapang atau sempit mereka tetap mengusahakannya untuk berbagi kepada sesama. Bukan hanya sekedar berbagi/shadaqah dengan barang seadanya atau kurang berkualitas.
Bershadaqah dengan barang yang terbaik dan kita sukai beda efeknya dengan hanya sekedar shadaqah dengan barang sisa atau jelek. Memang tak mudah namun orang-orang yang luarbiasa seperti Rasulullah senantiasa membiasakannya.
Ketika kita bershadaqah dengan barang yang terbaik yang kita punya perasaan dalam diri yang timbul itu, kita merasa baik dan merasa bagus akibatnya otak kita menjadi magnet, kita merasa berlimpah dan otak kita menjadi magnet, dan akhirnya kita berlimpah sungguhan. Misal kita ingin berbagi makanan kepada orang miskin, minimalnya kita membagi dengan makanan yang sama dengan yang kita makan bukan makanan sisa apalagi basi. Sangat banyak manfaat bershadaqah yang kita ketahui namun ketika kita ingin berbagi yang lebih kita suka dihantui oleh rasa takut dengan harta kita berkurang justru sebaliknya berbagi bisa menumbuhkan rizky kita. Memang itu perasaan yang wajar selaku manusia makanya orang yang bisa berbagi lebih mereka itu bukan orang yang biasa-biasa. Hidup mereka bahagia, berkah dan disukai banyak orang. Semua itu karena Allah ridho padanya.
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS Al-Baqoroh : 267-269)
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar